Wednesday, May 21, 2008

Lafadz Cinta Yang Tertunda


Arungga masih tak kuasa, membuka mata akan kenyataan cinta yang merayap membenturkan nuraninya. Hati kecil beradu, tentang satu inspirasi yang ia dapatkan dari seorang Sandra, terselipkan rasa kagum akan keindahan diri wanita ini. Mungkin bukan salahnya jika niat untuk melukis wajah Sandra bersambut sepotong cerita yang tak berujung pangkal. Curahan hatin Sandra mengawali satu kedekatan terlarang bagi Arungga, Serumpun ucap Sandra mengadu seakan menyela air mata yang terlampau dalam untuk dihayati.

Arungga kembali bertahan menarik tali yang sama, menutup mata bermakna kesan mendalam dari diri Sandra. Adalah imajinasi terindah berbaur rasa cinta murahan yang sanggup ia berikan. Namun rekan-rekan mereka memberikan pilihan yang berwarna-warni untuk mempertegas hubungan mereka. Seakan menggengam melati dan merobek dalam ketegaran hati, hingga Arungga tak mampu melawan arus yang begitu kuat. Perasaan yang memohon untuk abadi tinggal dihati, dan cinta telah bangkit, Arungga berjuang untuk kemenangannya. Ia mengejar kiasan diri sandra, lebih dekat dari sebelumnya, bak prajurit yang bersenjata erat kuas dan kanvas, Arungga menolak ungkapkan cintanya.

Satu moment tercipta, saat Arungga hendak ucapkan mantera cinta kepada Sandara. Namun hati sang dewi tak kunjung menampakkan kepastian sejati, tarik ulur satu harapan membayangi Arungga akan kisah semusim yang jauh dari kenyataan. Kata cinta tak kunjung terlahir pula, Arungga menahan nafas yang akan dikeluarkannya seiring binar mata yang jatuh pada pandangan Sandra. Lirih diri Arungga memahami apa mau sang wanita. Terlebih idealisme cinta mengikat Arungga tentang cinta yang layak disematkan saat waktunya tiba, tak kunjung pula di ucapkan.

Enam tahun berlalu sejak pertemuan, waktu yang dirasa hampir diujung pembenaran akan bait cinta Arungga kepada Sandra. Namun secarik undangan dari Sandra luluh lantakan rangkaian persembahan cinta Arungga, lantunan air mata Arungga melepas nyanyian bahagia kedua mempelai tersebut. Ada sinar di celah himpitan jemari yang menutup mata Arungga, perlahan mengusir guarauan hati bermimpi indah kasih sang dewi. Hingga sadar dirinya sengaja memendam rasa itu . Buah dari idealisme yang membiarkan satu bait cinta tak kunjung terlontarkan, dan hanya menjadi lafadz cinta yang tertunda

my first synopsis for scenario

No comments:

Post a Comment

Komentar yuk....


Got My Cursor @ 123Cursors.com