Monday, January 28, 2008

Pemakaman suharto, cermin penghormatan bangsa

Banyak yang mengkritisi bagaimana sebuah pemakaman seorang mantan presiden begitu berlebihan hingga harus mengorbankan banyak kepentingan masyarakat diantaranya jadwal penerbangan yang terganggu, lalu lintas yang penuh dengan arak-arakan protokoler dan monopoli berita yang hanya menyuguhkan cerita seputar kematian mantan orang nomor satu indonesia tersebut.

Adalah Soesilo Bambang Yudoyono selaku presiden indonesia yang sempat berpikir apakah proses pemakaman seniornya itu menggunakan upacara kemiliteran atau tidak. Banyak pertimbangan yang harus diperhatikan untuk menjawab pertanyaan tersebut meskipun akhirnya suharto mendapatkan penghormatan terakhir layaknya seorang jendral dengan seabrek jasa yang mengiringi, pak SBY memerintahkan jajarannya untuk memfasilitasi segala prosesi tersebut bahkan ia turut hadir baik saat menyolatkan jenazah hingga sebagai inspektur upaca dipemakaman astana giri bangun karang anyar ja-teng.

Jika kembali menilik masa-masa sakit hingga wafatnya presiden pertama kita soekarno terdapat jauh perbedaan kondisi dari perawatan hingga upacara pemakamannya. Soekarno pada saat itu merupakan tahanan rumah oleh rezim orde baru, sakitpun mendapatkan pengobatan seadanya hingga meninggal seolah-olah ditutup-tutupi atau tidak terlalu dipublikasikan padahal ia seorang proklamator pencetus lahirnya negara indonesia, bandinngkan dengan suharto yang mendapatkan fasilitas super mahal berikut gegap gempita berita wafatnya yang bisa kita lihat serentak dilayar kaca. Ada selentingan yang beredar jika pengucilan itu adalah upaya agar soekarno tidak terekspos publik demi kestabilan pemerintahan masa itu. Perpeloncoan yang terjadi kepada mantan senior dari muridnya yang sedang berkuasa memang sering terjadi, budaya cari selamat, kebencian ataupun balas dendam mungkin saja lumrah terjadi pada masa pergantian kekuasaan.

Namun mengapa pak SBY begitu perhatian pada prosesi pemakaman suharto? Nurani berbicara, tentang apa yang disebut martabat bangsa dalam menghargai setiap insan yang berjasa untuk bangsa dan negara kita. Lepas dari kesalahan yang dilakukannya, pak harto pernah menjadi presiden kita lewat jasanya di TNI untuk mengusir penjajah hingga mengantarkannya menjadi jendral besar bintang lima. Selain itu kebijakan pemeritahannya untuk menstabilkan ekonomi yang carut marut sekitaran tahun 1967 mampu menurukan inflasi 600% menjadi 120% yang merupakan warisan rezim orde lama hanya dalam waktu 1 tahun dan itupun terus menurun menjadi 10% setahun kemudian. Tidak mungkin seorang mantan presiden dan jenderal besar tidak diperhatikan kehidupan ataupun prosesi pemakamannya, meski begitu sejauh mana hukum terus berjalan adalah kebijakan pemerintah yang memutuskannya.

Dari jasa tersebut sepantasnya jika beliau mendapatkan upacara penghormatan seperti yang telah dilakukan tanggal 28 januari ini. Merupakan kemuliaan sikap arif dan bijaksana dicerminkan pak SBY yang memutus tali kebencian yang berlangsung sejak lama. Hal ini setidaknya menjadi tonggak awal bangsa kita untuk menjadi bangsa yang lebih bermartabat dalam usahanya menghargai dan menghormati jasa-jasa para pahlawan yang mendahului kita.


Selamat jalan pak harto…

1 comment:

Komentar yuk....


Got My Cursor @ 123Cursors.com